Jumat, 15 Oktober 2010

Dimanakah Kebahagiaan itu?

Menurut kamu dimana letak kebahagiaan itu ?
Seorang petani & istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan, lewatlah sebuah motor di depan mereka, berkatalah petani ini pada istrinya
“Lihatlah bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai dirumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai kerumah”.
Sementara itu pengendara sepeda motor & istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka, pengendara motor itu berkata kepada istrinya
“Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita”.
Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat dihadapan mereka
“Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, mobil itu pasti nyaman di kendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok”.
Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, & ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya
“Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku & istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing”.
Kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain & selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
 
Pernah ada satu kisah seorang petani miskin, karena hidupnya menderita maka memutuskan untuk mencari emas diseluruh pelosok negeri tetapi apa yang dilakukannya sia-sia belaka dan akhirnya petani itu kembali ke kampungnya dan bekerja seperti biasanya. Sampai pada satu hari ketika sedang mencangkul di halaman belakang cangkulnya mengenai benda yang sangat keras. Ternyata benda keras itu adalah bongkaran emas. Petani itu tidak pernah menyangka apa yang dicarinya selama ini ditemukannya dihalaman rumahnya sendiri.

Begitulah perumpamaan kebahagiaan. Dimanakah kebahagiaan itu berada? Begitu kita keliling dunia untuk mencari kebahagiaan, ternyata kebahagiaan itu kita temukan di dalam diri kita sendiri.

Semua yang menjadi milik kita di dunia ini seperti harta, pasangan hidup, jabatan adalah sementara. Kita hanya bisa merasakan kebahagiaannya sebentar saja yaitu sepanjang hidup kita. Lantas dimanakah kebahagiaan yang sejati itu? Dimanakah kebahagiaan yang sesungguhnya bagi kita?

Bagi sebagian orang yang percaya bahwa hidup itu hanyalah kehidupan di dunia dan tidak percaya adanya kehidupan akherat maka hidupnya akan menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang, justru diliputi kecemasan karena takut kehabisan waktu untuk menikmati hidupnya. Mereka akan melakukan apapun asal 'bahagia' untuk mendapatkan yang mereka inginkan namun yang terjadi hanya mendapatkan siksaan dan penderitaan. Sedangkan bagi orang yang beriman, kebahagiaan di dunia adalah semu. Kebahagiaan yang hakiki adalah berada disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Di Tempat yang sungguh bahagia, disisi Tuhan Yang Menguasai segala-galanya,' (QS. al-Qomar : 55)

Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tau di mana kebahagiaan itu berada.

Senin, 04 Oktober 2010

BAHAGIA SELAMA HIDUP?....

sedih, hidup sebentar ini ?

BAHAGIA SELAMA HIDUP ? kenapa harus sedih, hidup sebentar ini ?
Ada sesseorang yang selalu resah dan gelisah dalam hidupnya menemui seorang bijak dan berkata:”Guru, saya tidak pernah mendapatkan KEBAHAGIAAN dalam hidupku….
Tolong ajarkan saya agar HIDUPKU SELALU BAHAGIA !”

Orang bijak itu menjawab:
” Kebahagiaan itu sebenarnya tidak perlu kau cari….Kebahagiaan itu ada pada dirimu sendiri. Tapi kamu dapat belajar untuk menemukannya”

”Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan ?”
Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab,
”Kira-kira sepuluh tahun.”

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut,
”Begitu lama?” tanyanya tak percaya.

”Tidak,” kata si orang bijak,
”Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.”

Anak muda itu bertambah bingung.
”Mengapa Guru lipatkan dua,?” tanyanya keheranan.

Orang bijak kemudian berkata,
”Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan waktu 30 tahun.”

Apa yang terlintas dalam pikiran Kita ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Kita mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,
semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas,
bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?

Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,
kebahagiaan hanya akan dicapai
kalau kita mau melakukan perjalanan KE DALAM.

Namun,
itu semua tidak dapat Kita peroleh dengan cuma-cuma.
Kita harus mau MEMBAYAR HARGANYA.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko.
Nama toko itu adalah ”TOKO KEBAHAGIAAN”

Di sana tidak ada barang yang bernama ‘Kebahagiaan” karena
”Kebahagiaan” itu sendiri TIDAK DIJUAL.

Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: KESABARAN, KEIKHLASAN, RASA SYUKUR, KASIH SAYANG, KEJUJURAN, KEPASRAHAN KEPADA TUHAN dan RELA MEMAAFKAN.
Inilah ”barang-barang” yang Kita perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah BENIH.

Jadi, kalau Kita tertarik untuk Membeli ”Kesabaran” Kita hanya bisa mendapatkan ”Benih Kesabaran.”
Karena itu, segera setelah Kita pulang ke rumah Kita harus Berusaha Keras untuk Menumbuhkan dan memelihara Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.
Setiap Benih yang Kita beli di toko tersebut Mengandung Sejumlah Persoalan yang Harus Kita Pecahkan. Hanya bila Kita MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,
Kita akan Menuai Buahnya.

Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
”Kesabaran Tingkat 1,” misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas atau
pengemudi bus yang ugal-ugalan.

”Kesabaran Tingkat 2” berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau
orang yang suka memfitnah..

”Kesabaran Tingkat 3”,misalnya, adalah menghadapi keluarga Kita yang sendiri. Seperti menghadapi Istri yang cerewet atau suami yang nyebelin,malas dan kurang perhatian
Produk yang lain misalnya ”BERSYUKUR”
”Bersyukur Tingkat 1” adalah bersyukur di kala SENANG siap bersedekah kala kantong tebal, sementara ”Bersyukur Tingkat 2” adalah bersyukur di kala SUSAH sedang defisitpun tetap bersedekah.

”KEJUJURAN Tingkat 1,”misalnya, kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara
”Kejujuran Tingkat 2” adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.

Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ”Toko Kebahagiaan”.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya
sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.

Yang TERMAHAL ternyata adalah ”KESABARAN” karena
kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari Segala Macam Produk yang Dijual di sana.

Seorang filsuf pernah mengatakan,
”Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.
Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.
Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya.”

Maka ketika kita Menyambut Setiap Masalah dengan Penuh KEGEMBIRAAN akan memperoleh ”OBAT dan VITAMIN” yang terkandung disetap Masalah yang terjadi.
Dengan demikian Kita akan BERTERIMA KASIH kepada Orang-orang yang Telah Menyusahkan Kita karena Mereka Memang ”diutus” untuk Membantu Kita.
Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat, orang yang sewenang-wenang adalah
Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.

Penghasilan yang Pas-pasan adalah peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.
Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.
Bertemu dengan Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah
Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.

Orang-orang yang MENYAKITI Kita adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.
Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:
”Aku memohon Kekuatan dan
Tuhan memberiku Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.

Aku memohon Kebijaksanaan dan
Tuhan memberiku Masalah untuk Diselesaikan.

Aku memohon Kemakmuran dan
Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.

Aku memohon Keberanian dan
Tuhan memberiku berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.

Aku memohon Cinta dan
Tuhan memberiku Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.

Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.
Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan,
tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.”